Sumber gambar : FB Nor kosim


*Orang Bodoh Pun bisa jadi Peruqyah*

Di KBRA ini memang landasan dakwahnya Rohmatan lil'alamin.
Artinya siapa saja bisa belajar ilmu Ruqyah. Baik yang bisa baca Alquran dengan bagus maupun yang blm bisa baca Alquran, oleh guru kita diijinkan untuk menimba ilmu ruqyah ini, karena di KBRA tidak hanya mengajarkan ilmu dan tehnik cara meruqyah. Namun juga ada pengajian kitab, dan bimbingan kajian kitab kitab tasawuf yg disiarkan secara live lewat Facebook.

Sungguh Luar biasa Ilmu Ruqyah ini bisa dipelajari oleh siapa saja.
Maka Guru kita Romo Yai Imron telah menyebarkannya ke semua kalangan dari para TNI, Dokter, Habaib, Kyai, Ustadz Pegawai Pemerintahan dan masyarakat umum yg haus Ilmu ini.

*Pada hakekatnya praktisi bisa mengobati itu tergantung dikebersihan hati*
Praktisi yang hatinya bersih lebih dekat dikabulkan doanya oleh Allah.
Bukan terletak pada banyaknya belajar ilmu agama. Bisa jadi org yang pandai agama namun sombong maka doanya tidak dikabulkan oleh Allah karena terhalang oleh kesombongannya.

Ada banyak cerita dari praktisi yang dihinakan yang cerita ke saya namun yg aku buat contoh ini adalah praktisi yang dari Tegal Namanya Mas *Nandeng*

Pengalamannya di lapangan seperti ini.
Pernah ditanyakan oleh seorang ustadz guru ngaji dan pengisi khotbah dihari Jum'at,

Ustadz : kamu ikut-ikutan ruqyah itu untuk apa ?
Ngaji aja belum lancar mau ngikut-ngikutin ruqyah begitu , apa kamu pengen jadi orang pintar ? Yang bisa ngobatin orang sana sini ? Sambil tertawa meremehkan begitu🤦🏻‍♂️

Saya : mohon maaf saya ikut belajar Ruqyah itu untuk diri saya sendiri dan keluarga, bukan untuk mengobati orang sana sini pak ustadz🙏

Tidak lama kemudian si ustadz itu sakit, dan sudah berobat kesana kemari tidak ada kesembuhan, dan katanya ada teman seorang habib/syeh (saya lupa)  berkata ke ustadz itu kamu badanya ada jin yang sangat kuat, pengobatannya harus dengan diruqyah, singkat cerita si ustadz itu menyuruh adiknya untuk memanggil saya, meminta untuk meruqyahnya, dan saya membantu meruqyahnya dengan metode MRA, Alhamdulillah dengan ijin Allah bisa sembuh , sampai sekarang si ustadz kalo ketemu saya agak malu🤣

Inilah resiko praktisi yang diremehkan oleh orang dikampungnya.
Dan bila mereka mengeluh ke saya maka saya suruh bersabar nanti Allah yang akan mengangkat derajat mu bukan mereka, fokuskan saja hatimu ke Allah. Urusan mereka adalah urusan Allah.

Guru kita sudah menjelaskan bahwa sebetulnya ayat apasaja insyaallah bisa buat meruqyah. 
Jadi walaupun praktisi baru bisa baca bismillah itu juga bisa digunakan meruqyah karena amalannya sudah tersambung (Robithoh)

Hal inilah yg tidak banyak dipahami oleh masyarakat sehingga mereka meremehkan para praktisi ruqyah yang masih bodoh.
Maka dari itu di KBRA tidak ada penilain A, B, C, dan D. Dan juga tidak ada syarat tes tahsin. Semua orang bisa belajar Ruqyah dan mempraktekkannya langsung untuk diri sendiri, keluarga, teman, sahabat, dan orang lain.

Sungguh mulia hati guru kita yang mau menerima siapa saja. bahkan mau menerima para preman taubat dan dukun tau yg mau menjadi muridnya.

Inilah KBRA sarana untuk dakwah rahmatan lillalamin.

Demikianlah cerita praktisi dan sedikit tentang KBRA semoga bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Olah cerita: Al-Faqir Ustadz Qosim
https://www.facebook.com/groups/ruqyahaswaja/permalink/4389387131092602/
             *Ketua PW KBRA Jawa Tengah*