Tekhnik Sebelum Meruqyah.
Meruqyah sesorang ataupun diri sendiri, tidak semudah dokter mengobati pasien yang menderita sakit medis atau dhahir. Seorang praktisi ruqyah memiliki resiko dan tanggung jawab yang amat besar. Jika pasien terkena gangguan jin dari dukun yang mengirimnya, maka resiko bagi praktisi ruqyah di antaranya mendapat serangan balik dari dukun tersebut, jika peruqyah memiliki amalan wirid syar’i pagi dan petang dan keimanan serta ketaqwaan yang kuat, maka serangan-serangan itu tidak akan mempan mencelakainya.
Terkadang dukun juga akan menyerang keluarga praktisi ruqyah. Atau mengirim jin-jin kembali kepada pasien dan keluarganya. Maka bagi praktisi ruqyah dan pasien harus mengetahui tekhnik-tekhnik sebelum dilakukan prosesi ruqyahnya.
Ketika pasien hendak konsultasi ke seorang peruqyah, maka hendaknya diberitahukan terlebih dahulu untuk membaca surat Yasin ayat kesembilan sebanyak-banyaknya dalam bilangan ganjil :
وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
Tujuannya agar jin-jin dalam tubuhnya tidak terjadi reaksi keras atau tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Karena dari banyak pengalaman penulis, jin-jin sering kali mengetahui percakapan si pasien dengan sesorang yang diajaknya curhat atau konsultasi khususnya jika konsultasi dengan seorang praktisi ruqyah, entah itu bertemu langsung atau via telphone, sms, WA, BBM atau pun chating lainnya. Jika tidak melakukan tekhnik ini, maka pertama jin-jin kiriman akan mengetahui dan segera melapor kepada tuan yang mengirimnya.
Kedua, jin-jin itu akan membuat bisikan-bisikan dengan berbagai macam bayangan alasan-alasan agar tidak jadi diruqyah. Ketiga, dukun atau tuan-tuan jin itu akan mengetahui wajah peruqyah dan alamat tempat tinggalnya dengan bantuan jin.
Kisah Nyata 2 : Seorang pasien dari daerah probolinggo menghubungi saya via BBM, menanyakan keluhan sakitnya. Kemudian kami setuju untuk bertemu di hari tertentu di rumah saya di kota Pasuruan. Namun ia pada hari itu sempat tersesat jalan dan akhirnya memutuskan kembali pulang ke Probolinggo. Kali keduanya dia datang dan saya perintahkan membaca surat Yasin ayat kesembilan sebanyak-banyaknya di jalan, dan akhirnya sampai ke rumah saya. Proses ruqyah pun dimulai. Reaksi pun muncul. Dan di akhir terjadi dialog saya dengan jin-jin yang ada di dalam tubuhnya itu.
Saya : kalian dari mana ini wahai jin-jin ? jin-jin itu tidak mau berbicara dan hanya menggerang kesakitan. Saya pun paham, bahwa mulutnya ditutup oleh dukunya. Saya pun membuka penyumpal mulutnya dengan ayat tertentu yang saya bacakan.
Jin-jin : kami dari nyonya kami di Jember.
Saya : oh, dari dukun perempuan ? sejak kapan kalian berada di tubuhnya ?
Jin-jin : sejak seminggu yang lalu setelah kamu dan anak ini berkomunikasi untuk diruqyah.
Saya : untuk tujuan apa ?
Jin-jin : untuk membisikkan dia supaya tidak percaya dengan orang seperti kamu. Dan waktu itu kami yang membuat dia bingung di jalan sehingga tidak sampai ke rumahmu...
Saya : Astaghfirullah al-‘Adzhiim....banyak kawan-kawan kamu di dalam ?
Jin-jin : Iya.....kami baru sedangkan kawan-kawan kami sudah lama berada di tubuh anak ini....
Dan banyak lagi kisah-kisah nyata yang tidak kami tulis di sini...
Kyai Ibnu Abdillah Al-Katibiy.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=4180785178678263&id=1022435177846628
0 Komentar