[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Assalamualaikum
Maaf Mas Kiyai, saya tanya via chat pribadi
sy tanya di gpt siapa laozi :
Laozi (Lao Tzu, 老子) adalah seorang filsuf dan pendiri Taoisme, yang diyakini hidup sekitar abad ke-6 SM di Tiongkok
Laozi tidak beragama dalam arti mengikuti agama formal seperti yang kita kenal saat ini. Dia lebih merupakan seorang filsuf yang merumuskan Taoisme sebagai sebuah cara hidup dan pemahaman tentang alam semesta, bukan sebagai agama dengan ritual dan kepercayaan kepada Tuhan yang personal.
Kenapa kita mengikuti yg tanpa background agama, Bukankah sebaiknya semua yg kita pelajari tidak lepas dari agama 🙏🏻
Maaf jika pertanyaan tidak tepat, krn kekurangan pemahaman saya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Abab ke-6 sebelum masehi nabi isa sj blm lahir bro
Bisa jd laozi adalah salah satu nabi yg di utus u orang" tiongkok.
Kira" apa agama yg pantas baginya pada masa itu, dan siapa nabinya menurutmu ?
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Anda bertanya sdh sy jawab,
Jd tolong jawab pertanyaan sy diatas
🙏
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Terimakaksih jawabannya
Jawaban saya "bisa jadi nabi, jd bukan satu kepastian"
Krn jawaban bisa jadi, maka tidak ada kira2 agama apa dan nabi apa yg bisa jadi jawaban pegangan
Lanjut pertanyaan saya
Apakah tidak ada referensi hal yg sama ttg ilmu itu dari ajaran yg dibawa rasulullah, bukan kah ajaran rasulullah lbh lengkap dari sebelumnya dan menyempurnakan yg lebih sempurna,,
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Tugasmu mencarinya
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: ?
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: "Kalau memang harus selalu mencari ilmu hanya dari ajaran Rasulullah, apakah berarti kita tidak boleh belajar fisika dari Newton atau kedokteran dari Ibnu Sina?"
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Islam mengajarkan bahwa hikmah bisa datang dari mana saja. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Hikmah adalah barang yang hilang milik orang beriman, di mana pun dia menemukannya, maka dia lebih berhak atasnya." (HR. Tirmidzi)
Ajaran seperti Taoisme mungkin memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan Islam dalam beberapa hal, seperti keseimbangan, kesederhanaan, dan keselarasan dengan alam. Tapi itu bukan berarti kita mengikuti agamanya, melainkan mengambil hikmahnya.
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: "Kalau kamu yakin semua ilmu harus dari Islam, tolong jelaskan bagaimana konsep energi dalam tubuh menurut Islam tanpa mengambil referensi dari luar?"
Kalau dia tidak bisa menjawab, semoga itu bisa membuatmu sadar bahwa ilmumu masih perlu diperluas.
[15/3 18.16] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Banyak ilmuwan Muslim di masa keemasan Islam yang justru mempelajari ilmu dari Yunani, Persia, dan India, lalu mengembangkannya. Kalau Islam menolak semua ilmu dari luar, maka para ulama klasik seperti Al-Farabi, Al-Kindi, dan Ibnu Rushd tidak akan pernah berkembang.
Semoga wawasan ini dpt membuatmu lbh bijaksana
[15/3 18.17] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Baik .. jawaban yg membantu 👍
[15/3 18.17] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Klo boleh sy sarankan, mulai sekarang antum sebaiknya gunakan medsos yg di buat oleh kaum muslim, jauhi youtube, fb, wa, dll yg sejenis yg bukan karya kaum muslim 😀
[15/3 18.21] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: "Ingat tentang puasa Yaumu Asyura? Rasulullah ﷺ awalnya melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari itu, lalu beliau bertanya dan mengetahui bahwa itu adalah hari diselamatkannya Nabi Musa dari Firaun. Apa sikap Rasulullah? Beliau tidak menolak hanya karena berasal dari kaum Yahudi, justru beliau bersabda: 'Kami lebih berhak terhadap Musa daripada mereka', lalu beliau memerintahkan umat Islam untuk berpuasa."
"Dari sini, kita belajar bahwa mengambil hikmah dari luar Islam bukan berarti kita mengikuti agama mereka. Kalau ilmu yang bermanfaat harus ditolak hanya karena sumbernya bukan dari Islam, bagaimana dengan kedokteran, matematika, atau teknologi yang kita gunakan sehari-hari? Rasulullah sendiri mengajarkan untuk mengambil yang baik dan meninggalkan yang buruk, bukan menutup diri tanpa alasan."
---
[15/3 18.22] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: "Ingat juga bagaimana kiblat shalat pada awalnya? Rasulullah ﷺ dan para sahabat pertama kali menghadap Baitul Maqdis, kiblatnya kaum Yahudi, sebelum akhirnya Allah perintahkan untuk menghadap Ka’bah di Mekah. Apakah Rasulullah menolak shalat hanya karena kiblatnya saat itu sama dengan kaum Yahudi? Tidak. Karena beliau tahu bahwa kebenaran tidak dinilai dari siapa yang membawanya, tetapi dari substansinya."
"Begitu juga dengan ilmu. Jika ada kebenaran atau hikmah dalam ajaran lain yang tidak bertentangan dengan Islam, kenapa harus ditolak mentah-mentah? Rasulullah sendiri mengambil banyak hal dari luar Islam, tapi tetap menyaringnya dengan wahyu. Maka, tugas kita bukan menutup diri, tapi menyaring dan mengambil yang bermanfaat."
[15/3 18.31] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Nnt akan saya balaa lagi
Krn sy tidak memungkirintwntang belajar dr luar islam dan lainnya
Tp saat bahasa kata2 pemahaman "swbelum matahari bersinar angin berhembus ada seauatu, ia yg telah lebih dahulu ada ia tidak memiliki nama, auara berwujud, maka dari swgala yg tdk berwujud itulah semua ini lahir itu disebut tao"
Ini bahasa seperti sdg berbicara konsep ketuhanan .. bkn bgt kyai ? 🙏
[15/3 18.31] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Ya itu yg hrs kamu saring dg pemahaman tauhidmu
[15/3 18.31] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Oh ya emang menurutmu yg berwujud itu sprt apa, dan yg tdk berwujud itu sprt apa klo boleh tahu ?
[15/3 18.31] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Sy mulai dg yg sederhana dulu dlm kehidupan duniawi sj, sblm menjangkau jauh ke bab ketuhanan
*1. Dari mana asal usul wujud hp yg kamu pegang?*
*2. Sprt apa wujudnya WA ?*
*3. Apakah kamu mngira bhwa dirimu itu berwujud ?*
[15/3 18.32] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Asyik nih kalau di teruskan 😀🫣😀
[15/3 18.40] Abah Dzaka Kbra Hipnotis: HP berwujud karena adanya kombinasi materi, energi, dan rekayasa manusia
WA "berwujud" sebagai gelombang elektromagnetik yang membawa informasi dari satu perangkat ke perangkat lain.
Secara fisik, tubuh kita jelas berwujud tersusun dari sel, organ, daging, dan tulang. Namun, jika kita bicara tentang diri dalam arti kesadaran atau jiwa, ini menjadi lebih kompleks
[15/3 18.44] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Padahal tauhid mengajarkan "Laa maujuda illallah"
Tiada wujud selain Allah
Artinya selain Allah itu adam, tak berwujud 😀
Jd ini bukan ttg apa", hnya ttg sudut pandang & kacamata apa yg di pakai untuk melihatnya
[15/3 18.54] Abah Dzaka Kbra Hipnotis: Benar sekali kyai, ini soal perspektif dan bagaimana kita memahami konsep "wujud." Jika kita melihat dari sudut pandang tauhid yang mendalam, Laa maujuda illallah berarti hanya Allah yang memiliki wujud hakiki, sedangkan selain-Nya adalah "adam"—tidak memiliki wujud sejati, hanya keberadaan yang bergantung pada-Nya
Dalam konteks ini, semua yang kita anggap berwujud (termasuk HP, WA, bahkan diri kita sendiri) hanyalah manifestasi atau refleksi dari kehendak-Nya. Jika kita memakai kacamata ini, maka realitas dunia adalah ilusi atau keberadaan sementara yang pada hakikatnya tidak memiliki wujud mandiri,,,😄
[15/3 19.07] Abah Dzaka Kbra Hipnotis: Masih kamu mau dipermainkan ilusi Pikirannu...
Sadarlah Nak ...😂😂
0 Komentar