[7/2 17.30] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Madi efektifkah belajar KR+ bagi lansia?

[7/2 17.30] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Untuk sekedar pengguna praktis sprt lansia, SHM sudah cukup.

[7/2 17.30] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Kls" berbayar di sattvika, sy sarankan hnya bg yg ingin mendalami baik untuk healing mandiri / orang lain & bg yg ingin kelak bisa mngajarkannya

[7/2 18.40] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: QBS sampun cekap nggeh? 

Saya kalau meditasi susah untuk visualisasi, jalan keluarnya bgmn?

[7/2 18.40] Kyai Jamas Jatisrono Wonogiri: Visualisasi hnya 1 dr 5 sub modality dasar manusia, masih ada 4 sub modality yg bisa di kembangkan

[7/2 18.40] Register Satvika 100: Betul, visualisasi memang hanya salah satu dari lima submodalitas utama dalam persepsi manusia. Kalau panjenengan merasa sulit untuk memvisualisasikan sesuatu dalam meditasi, itu wajar dan bukan masalah besar. Masih ada cara lain untuk memperkuat pengalaman meditasi dan self-healing.


Lima Submodalitas Dasar dalam Persepsi Manusia:


1. Visual (Penglihatan) → Membayangkan gambar atau bentuk dalam pikiran.



2. Auditori (Pendengaran) → Fokus pada suara, baik suara batin, dzikir, atau suara sekitar.



3. Kinestetik (Perasaan Fisik) → Merasakan energi, sensasi tubuh, atau getaran.



4. Olfaktori (Penciuman) → Mengingat atau merasakan aroma tertentu.



5. Gustatori (Pengecapan) → Merasakan sensasi rasa di lidah atau tubuh.




Jalan Keluar Jika Sulit Visualisasi:


✅ Gunakan Sensasi Fisik (Kinestetik)


Daripada membayangkan cahaya atau energi, cukup rasakan aliran energi di tubuh saat melakukan teknik QBS.


Fokus pada hangat, dingin, getaran, atau sensasi di telapak tangan.



✅ Gunakan Suara atau Dzikir (Auditori)


Bisa mendengarkan audio meditasi atau berdzikir pelan sambil menikmati resonansinya di tubuh.


Membayangkan suara air mengalir atau suara napas juga bisa membantu.



✅ Gunakan Nafas Sebagai Titik Fokus


Tarik napas perlahan, lalu perhatikan bagaimana napas masuk dan keluar dari tubuh.


Ini bisa menggantikan visualisasi dengan pengalaman langsung yang lebih nyata.



Jadi, kalau meditasi sulit dengan visualisasi, fokus saja pada pengalaman nyata di tubuh. Yang penting adalah kesadaran penuh dan kenyamanan, bukan memaksakan sesuatu yang tidak alami. Panjenengan bisa eksplorasi teknik yang paling cocok dan nyaman.