Bismillah... Bi'idznillah... ( https://www.facebook.com/groups/ruqyahaswaja/permalink/5204169599614347/)
Ujian pertama bagi praktisi adalah anak dan istri. 

Ane. "Kenapa ente ga nge ruqyah lagi
Praktisi. " Ane ga nge ruqyah, karena takut anak istri ane kena kiriman"

Itulah alasan para praktisi yang dulunya belajar dan me ruqyah pasien, tiba-tiba berhenti me ruqyah pasien di karenakan takut kiriman yang menyerang keluarga mereka. 

Padahal setiap manusia yang Allah ciptakan di muka bumi ini akan mengalami ujian dan cobaan dalam hidup nya begitu juga bagi praktisi ruqyah. 

Ketika kalian terjerumus dalam ilmu ruqyah alias menjadi praktisi ruqyah,kalian akan mengalami berbagai macam ujian dan cobaan yang akan kalian hadapi. Bukan hanya Jin, dukun bahkan keluarga kalian pun akan menjadi ujian dan cobaan kalian. Berapa banyak praktisi yang berguguran,tumbang alias berhenti me ruqyah di karenakan kalah dengan ujian mereka. 

Allâh Azza wa Jalla berfirman: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ 
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka.

Allâh Azza wa Jalla berikut:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ 

 Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allâh. Barang siapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

Allâh Azza wa Jalla mengingatkan kembali bahwa anak-anak bisa menjadi sumber fitnah. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
 Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allâh pahala yang besar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda tentang ujian berupa anak. Beliau mengatakan;

الولد محزنة، مجبنة، مجهلة، مبخلة

“Anak itu membuat sedih, membuat pengecut, membuat bodoh, dan membuat bakhil”. (HR. Al-Hakim) 

Ada salah satu istri peruqyah bercerita kepada ku, bahwa ketika suaminya jadi peruqyah, suasana rumah jadi mencekam dan anak dan saya(istri peruqyah) jadi takut. Lalu ane jelas kan ke istrinya, dan Alhamdulillah istri dan anaknya menerima suaminya jadi peruqyah. Kalau kita telusuri mendalam itu bukan salah mereka(anak istri) tapi kesalahan kita sendiri hingga mereka takut. 
Berikut ini catatan yang ane tulis bedasarkan pengalaman pribadi sendiri

1.Terlalu fokus dengan pasien hingga melupakan keluarga
Berapa  banyak dari kita terlalu fokus dengan pasien hingga terjadwal penuh untuk menangani kasus pasien hingga lupa dengan keluarga kita sendiri, terkadang kita sering nginep dirumah pasien. 

2.Ada waktu sama pasien tapi ga ada waktu untuk keluarga

3.Sering menceritakan pengalaman pasien dan cerita mistik ke keluarga

4.Telponan atau ruqyah jarak jauh di kala ngumpul dengan keluarga

5.Jarang berada di rumah

6.Sering menyenangkan hati pasien tapi jarang menyenangkan hati keluarga. 

Lalu bagaimana solusinya. 

Solusinya adalah lihatlah kehidupan guru kita.
Sebagai murid yang PA dan sering nyuri ilmu beliau, berikut ini catatan yang ane ambil dari kehidupan beliau, walaupun ane masih belum bisa untuk melakukan semuanya

1.Buatlah waktu khusus untuk keluarga dan jangan ada penanganan pasien

2.Buatlah istri dan anak bahagia

3.Seringlah berliburan bersama keluarga

4.Seringlah makan bareng bersama keluarga

5.Penuhi permintaan Anak dan Istri

6.Bercengkrama dengan anak dan istri.

7.Berikan pemahaman kepada anak dan istri tentang ruqyah dan resikonya jadi cowok panggilan. 

Semoga tulisan ini bermanfaat buat aku dan kalian yang membacanya. 

#CatatanMaduSantri

(Double Z)
Sumber artikel : https://www.facebook.com/groups/ruqyahaswaja/permalink/5204169599614347/